BERDAYAKAN PEREMPUAN DESA, JANGAN HANYA MENGEKSPLOITASI MEREKA!

Oleh

Nurani Soyomukti

 

 Negara telah menempatkan perempuan secara terhormat. Dibentuklah departemen khusus untuk menangani persoalan perempuan dan meningkatkan pemberdayaan perempuan. Pemerintah di berbagai level juga harus menjadikan “perlindungan perempuan” dan “pemberdayaan perempuan” sebagai salah satu program yang harus “sangat diperhatikan”—dengan kata lain harus ada “affirmative action” dan “pengarusutamaan” (mainstreaming).

Alhamdulillah, berbagai ormas dan komunitas perempuan juga muncul. Bahkan bisa dikatakan pemerintah sendiri lebih terlambat dalam pemberdayaan perempuan dibanding komunitas atau individu-individu yang punya kepedulian dalam hal pemberdayaan perempuan.

Butuh kerja keras untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta kaum perempuan di berbagai sektor,  bukan hanya Lembaga pemerintah, tapi juga kalangan masyarakat bawah (komunitas). Pertama-tama yang harus diubah adalah cara berpikir (‘mindset’). Cara pandang terhadap ideologi KESETARAAN (‘Equality’)—bukan ‘kesamaan’ (shameness’). Butuh cara pandang yang bebas dari pikiran memandang rendah kaum perempuan, stop melakukan pelecehan dan perendahan terhadap kaum perempuan.

Yang harus kita miliki adalah upaya memperlakukan mereka secara terhormat. Memandang mereka juga sebagai manusia yang bisa setara dan bahkan bisa juga lebih maju dibanding laki-laki. Artinya, siapapun, laki-laki maupun perempuan, bisa lebih memaksimalkan perannya. Kaum perempuan adalah kunci keberhasilan suatu komunitas dan masyarakat. Bung Karno, proklamator dan tokoh revolusi Indonesia pernah menulis dalam buku “Sarinah”: “… soal perempuan adalah sama tuanya dengan masyarakat; soal perempuan adalah sama tuanya dengan kemanusiaan. Atau lebih tegas: soal laki-laki-perempuan adalah sama tuanya dengan kemanusiaan. Sejak manusia hidup dalam gua-gua dan rimba-rimba dan belum menngenal rumah, sejak “zaman Adam dan Hawa”, kemanusiaan itu pincang, terganggu soal ini”.

 Siapapun yang sadar dulu, harus bahu membahu membangun pemberdayaan perempuan. Demi majunya masyarakat, demi majunya generasi. Demi produktivitas peran lewat partisipasi, pemikiran, dan aksi sosial. Banyak persoalan-persoalan masyarakat, yang butuh ditangani bersama, dengan melibatkan laki-laki dan perempuan.

Memanfaatkan semua tenaga, pikiran, sumber daya dan anggara untuk membangun pemberdayaan perempuan adalah pilihan strategis bagi peningkatan kualitas masyarakat dan bangsa. Jangan pernah memandang perempuan hanya untuk diajak jadi hiasan saja. Jangan hanya diajak berkumpul tanpa diberdayakan dan dimajukan pikirannya. Jauhkan dari pikiran dan tindakan untuk mengeksploitasi dan memanfaatkan kaum perempuan demi kepentingan pribadi saja.

Ajak mereka mendiskusikan masalah-masalah yang ada. Isi pikiran mereka dan lakukan edukasi serta pemberdayaan. Harus ada desain-desain kegiatan yang strategis untuk meningkatkan peran mereka yang diiringi dengan peningkatan motivasi untuk maju. 

 

SALAM KESETARAAN!

SALAM PEMBERDAYAAN!

SALAM PREMAN SUPER (Perempuan Mandiri Sumber Perubahan)!

 

Komentar